Salam Budaya,
Teater Lingkar hanyalah keluarga yang berkedok organisasi. Dalam proses pembelajaran sosial, selain membuat pertunjukkan, Teater Lingkar juga mempublish blog ini. hal ini merupakan motif Teater Lingkar untuk mengajak Anda semua untuk berdiskusi bersama, resah bersama mengenai semua hal yang sederhana. Seiring dengan itu, Teater Lingkar juga berharap kita dapat membakar ide bersama. Supaya kita tetap melingkar.
Semoga niat baik ini mendapat restu dari Tuhan YME..AMIN.
Salam budaya.
Globalisasi disamping memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan siapa , dimana dan kapan pun, juga menyisakan kepelikan. Tak perlu tatap muka, cukup dengan face book. Tak perlu kirim surat, cukup SMS. Alasannya hemat biaya. Padahal jika ditelusuri, bukan itu saja alasannya. Mungkin menghindar sebab tak cocok. Manusia semakin menjadi individualis. Menganggap dirinya yang terhebat. Kami tak ingin seperti itu. Mari berkumpul (Srawung, Jawa) dalam acara kami.
Teater Lingkar present "SRAWUNG". Dipentaskan di 2 Kota, Bandung (29 Juli 2009) tempatnya di Sekolah Tinggi Bahasa Asing, Cihampelas dan Surabaya (8 Agustus 2009) bertempat di gedung Cak Durasim, Genteng Kali. Pentas keduanya dilaksanakan setelah isya, sekitar puluk 07.30 WIB... Datang ya, sebab setelah pertunjukkan selesai, akan diadakan sesi diskusi terkait pementasan. Oke?! Sampai Jumpa,,,
“ apa yang paling kau inginkan dalam hidupmu ???” Tanya edward pada bella
“ kamu “
“ yang belum tecapai ???”
“ kamu yang melakukannya “
“kau boleh menjadi seperti aku, asalkan ada syaratnya… “
“ syarat…. apa ??”
“ menikahlah dulu denganku “
Sebuah permintaan yang sulit, harusnya bella senang ketika kalimat itu terlontar begitu saja dari bibir Edward, orang yang sudah menjadi bagian dari hidupnya.
Reene( ibu belle)red. Menentang pernikahan bella sebelum berumur 30 tahun, jalan seperti apa yang harus bella pilih ketika dia di hadapkan pada beberapa pilihan yang secara garis lurusnya, dia tlah di skakt mat oleh keluarga volturi, sejenis Edward yang sangat tua di itali.asal muasal bella di vonis dalam peraturan keluarga volturi karena mengetahui rahasia tentang jenis mereka, terlebih lagi bella mempunyai sesuatu yang beda bagi aro, raja buyut yang mengaku memiliki banyak kesamaan dengan Edward dalam segala hal termasuk soal bella.. Belum lagi kecaman victorie yang tak ada hentinya memburu bella.
New moon jauh lebih menarik, karena sudah bukan perkenalan lagi dalam setiap tokoh karakter yang kita kenal dari buku terdahulunya, twilight. Ada hal-hal yang perlu kalian ingat ketika melanjutkan mlototin buku ini dalam masa tenggang waktu yang lama, bias-bisa kamu kehilangan ingatan.
Stephanie meyer mampu membuat penunggu dunia terbius oleh tokoh vampire yang ia ciptakan dalam novel berjudul ‘twilight’.
Edward hidup dengan ketampanan yang abadi dan berumur 17 tahun selama sekian puluh tahun. Dia bukan vampire yang nafsu menghisap darah manusia tanpa pamrih. Dia anak dari dokter ganteng Carlisle cullen yang menerapkan hidup vegetarian(darah hewan) dalam keluarga mereka. Selalu hidup nomaden karena akan timbul berbagai animo masyarakat yang negative tentang mereka yang tak pernah tua. Edward dan keluarganya hanya bisa tinggal di kota/Negara yang curah hujannya banyak. Salah satunya forks, salah satu kota yang memiliki curah hujan terbanyak di dunia. Membuat Edward bertahan hidup di kota ini dalam waktu yang cukup lama, terlebih lagi setelah mengenal bella swan, teman sebangkunya di kelas biologi.
Dia tiba-tiba bisa secepat kilat menahan bella dari tabrakan maut, dia bisa muncul di tempat dimana bella membutuhkan pertolongan dalam detik itu, dia juga selalu berkata tentang sesuatu yang memancing bella untuk bertanya-tanya siapa orang yang mulai dominan dalam hidupnya.
Bella akhirnya tahu Edward seorang vampire setelah keduanya saling mencintai. Dan semua itu semakin merekatkan hubungan mereka.
Mau sebagai apa bella mencinta Edward ? dan ketika bella telah rela menjadi seorang vampire, Edward urung mempersilahkan bella menjadi bagian dari keluarganya.
Film yang sederhana namun mampu meninggalkan kesan. Sederhana sebab bercerita tentang pertumbuhan seorang anak Tuhan. Berkesan karena cerita ini berawal dari adegan seorang bayi yang terlahir tua. Kemudian? Tumbuh semakin muda. Begitu berbeda dengan yang lain.Benjamin, yang diperankan oleh aktor ganteng Brad Pitt adalah nama anak beruntung itu. Memang dia terlahir menyedihkan, bahkan dia terlahir keriput dengan keadaan tulang yang tak sempurna. Setelah diperiksa seorang dokter, dia bayi berumur 80 tahun, yang hidupnya diramalkan tak akan lama lagi. Ibunya meninggal sesaat setelah ia lahir. Ayahnya, Mr. Button seorang pengusaha kancing terkaya, di New Orleands, membuangnya karena menganggap dia adalah monster buruk rupa yang merampas seluruh kebahagiaannya. Benjamin dirawat oleh Queenie, seorang pembantu di sebuah panti jompo. Hingga dia bertemu dengan ayahnya, Benjamin masih selalu menganggap bahwa Queenie- lah ibunya, satu2nya orang yang perduli, sayang dan selalu membelanya diantara orang- orang yang menganggap dirinya "berbeda".
Seiring waktu berlalu, Benjamin semakin "berkembang" menjadi pria "dewasa" versi dia, dia pun ingin hidup mandiri, dan berpetualang. Pada usia 18 tahun dia ikut berlayar bersama Kapten Mike. Dalam perjalanan hidupnya, Benjamin mengantongi banyak pelajaran hidup. Salah satunya adalah setiap orang memiliki bakat dan kemampuan masing2 dan kita harus menyadari itu.
Film ini juga memuat view atau pemandangan yang begitu klasik, suasana pertunjukan balet di panggung Prancis hingga ketika matahari mulai mengintip bumi lewat lepas pantai.
Tak luput juga ada kutipan esensial yang menyayat. "Kita boleh berusaha dan bekerja sekeras mungkin, namun jika takdir tidak menghendaki, maka kita harus merelakannya."
Kamis (20/11l) lalu sangat bersinar, matahari begitu terang seakan menyulut semangat para mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Bahasa dan Seni UNESA untuk menyerbu gedung pertunjukan Sawunggaling. Gedung yang beralamat di jalan Lakar Santri Lidah Wetan Surabaya bak gula yang didatangi semut, penuh sesak oleh kerumunan mahasiswa yang mengantri di loket untuk menukar tiket masuk. Bukan untuk menonton film melainkan untuk menyaksikan aksi monolog Putu Wijaya. Tak hanya sekedar menonton, mereka juga ingin berdialog dengan Putu Wijaya yang terkenal sebagai seniman dan penulis. Sebagian besar dari mereka mulai mengantri dari pukul 07.00 WIB.
Acara yang dimulai pukul 11 siang ini diawali dengan pertunjukan teater dari komunitas teater ETC ( English Teater Club) . Tak lama kemudian Putu Wijaya dipersilahkan untuk beraksi di panggung yang boleh dikatakan sederhana milik Gedung Sawunggaling. Dengan property minimalis ( level + 2m dan kursi kayu yang diletakkan di atas level tersebut), Putu Wijaya dibantu oleh para personil Teater ETC mementaskan naskah berjudul Poligami (karya Putu Wijaya) dengan apik. Tentu tanpa briefing apalagi latihan bersama, mereka mampu berkolaborasi. Layaknya membacakan dongeng kepada penonton, Putu Wijaya terlihat menggebu-gebu namun tetap mampu memainkan emosi penonton yang memenuhi Gedung Sawunggaling.
Kemeriahan tepuk tangan seluruh penonton Gedung Sawunggaling melengkapi kesuksesan pertunjukkan monolog awal Putu Wijaya. Seusai pertunjukkan, PW ( panggilan akrab Putu Wijaya) langsung menggelar talk show tepat pukul 11.30 WIB. Mengawali dialog, PW mulai menjawab pertanyaan salah satu penonton terkait awal mula monolog. Berawal dari pujian sesembahan yang diucapkan oleh seseorang kepada Dewa. Tak hanya ucapan, pujian- pujian tersebut juga disertai dengan gerak tubuh untuk bercerita. Hingga sekarang dialog yang dilakukan oleh satu orang ini disebut dengan istilah monolog. Monolog yang juga merupakan bagian dari pertunjukkan teater ini berasal dari Yunani.
Menurut PW, teater itu sulit jika dipikir sulit. Makna teater yang selalu dipegang oleh pria yang lahir pada tanggal 11 April 1944 yakni upacara bersama untuk memasuki dunia khayal. Layaknya kita berkhayal, pencarian bentuk suatu cerita yang kita inginkan pun tak sesulit jika hanya dibayangkan. Salah satu kebiasaan PW yakni cerita atau naskah teater terbentuk setelah latihan. Jadi saat latihan itulah cerita dikonstruksikan. Kita tidak perlu terhantui bagaimana bentuk suatu naskah yang nanti akan kita pentaskan. Yang paling penting adalah bagaimana kita membangun imajinasi penonton saat menyaksikan pementasan kita.
Dalam proses latihan pun, monolog atau bahkan teater tidak membutuhkan banyak perlengkapan. Cukup dengan tubuh dan jiwa yang sehat, kita bisa saja memulai untuk berlatih. “Improvisasi saja,” tambahnya.
Kemudian muncul pertanyaan tentang perbedaan istilah monoplay dan monolog. Menurut PW, kedua istilah tersebut maknanya sama, hanya saja kita selalu membenarkan segala sesuatu yang berasal dari Barat, khususnya tentang istilah dan kebudayaan Barat. “Keliru jika kita mempunyai anggapan Barat adalah pembenaran. Hal ini karena kita sebagai bangsa Timur khususnya Indonesia juga mempunyai cara tersendiri untuk berpikir dan berperilaku,” tambahnya.
Proses talkshow bertambah dinamis saat muncul pertanyaan dari salah seorang penonton yang juga aktif dalam dunia Teater, Galuh. Lelaki yang juga terdaftar sebagai mahasiswa fakultas sendratasik jurusan seni pertunjukkan ini menanyakan terkait hadirnya teror mental yang dirasakannya saat menyaksikan pertunjukan monolog Putu. Bagi seniman yang lahir di Puri Anom, Tabanan, Bali ini terror mental jangan dijadikan sebagai hal yang menakutkan. Teror mental dapat berupa banyak hal, misalnya suasana sepi menjadi sangat ramai secara tiba- tiba atau sebaliknya. Selain itu, teror mental juga dapat berupa longlongan anjing di malam hari yang menambah kesunyian malam. Secara fungsional, teror mental yang selalu dihadirkan dalam setiap pementasan Putu, merupakan usaha Putu untuk membalikkan mental spiritualitas baik penonton maupun pemain.
Kemudian muncul pertanyaan dari salah seorang penonton yang berasal dari Kabupaten Blitar. Dia bertanya, bagaimana Putu Wijaya bisa sehebat sekarang. Apa mungkin jika saya bisa tahu lebih dulu tentang monolog sebelum Putu, saya bisa mengalahkan pamor Putu Wijaya? Jika dipahami secara sepintas, pertanyaan ini menggelikan. Seluruh penonton ricuh karena mendengarkannya. Namun PW menyikapinya dengan dewasa. “Ini semua bukan masalah tahu lebih dulu. Melainkan niat dan usaha. Jika kalian ingin mengalahkan saya, kalian harus kerja keras 100x dari saya,” ungkap Putu Wijaya.
Siang ini Putu Wijaya seakan menyalurkan semangat ‘45nya kepada seluruh penonton Gedung Sawunggaling. Sambil menjawab satu persatu pertanyaan yang terlontar dari penonton, PW juga memberikan penggalan- penggalan acting untuk mempertegas pendapatnya terkait karya seni khususnya monolog. Misalnya saat ada salah seorang penonton yang bertanya mengenai pengesahan UU Pornografi apakah bisa membatasi karya seniman?
Dengan tegas, PW mengungkapkan bahwa ia melawan pornografi. “ Semua orang pun melawan pornografi/ pornoaksi. Namun isi UU Pornografi kurang bagus. Di dalamnya terdapat definisi pornografi yang tidak jelas. Pasal- pasalnya pun menimbulkan kerancuan, ambigu", tandasnya. “Selamanya seniman tidak akan bisa dipasung,” tambahnya. Tepuk tangan riuh dan sorak tanda setuju menggema, menggetarkan gedung Sawunggaling. (petruk)
Maret 22, 2009
"Lembar ini disediakan untuk pengunjung blog yang ingin memberikan kesan dan pesan secara pribadi kepada pemilik blog ini dan isinya bebas, asal dibatasi dengan kesopanan dan kesantunan. Klik Comment di bawah ini untuk memberikan testimoni dan terimakasih atas perhatiannya."
”Apa sebenarnya hakekat kemerdekaan ? Apa betul kita sudah merdeka ?” Kalimat penggalan tersebut merupakan isi dari pementasan monolog Putu Wijaya yang berjudul Merdeka. Monolog tersebut berbicara tentang makna merdeka dan kemerdekaan yang sudah ditafsirkan dengan berbagai cara sehingga hasilnya berbeda bahkan bertentangan. Pentas dimainkan dengan dua karakter, yaitu kakek dan cucu. Lelaki tua yang memakai tongkat itu memelihara burung perkutut yang sehari-hari menjadi temnannya. Sedangkan cucunya duduk di sekolah dasar yang ingin selalu tahu tentang kemerdekaan. Berkali-kali sang cucu bertanya kepada kakeknya dan sang kakekpun menjawab dengan memberikan penjelasan tentang kemerdekaan bangsa ini. Dengan rasa ingin tahu yang cukup tinggi, cucunya selalu menyodorkan berbagi pertanyaan, hingga kakek seakan tidak percaya kalau anak sekecil cucunya itu punya pemikiran-pemikiran layaknya orang dewasa. Berbagai pertanyaan tersebut membuat sang kakek berpikir ulang tentang arti kemerdekaan yang benar-benar mutlak.
Pementasan yang berlangsung sekitar 60 menit itu diadakan di Universitas Airlangga untuk memperingati Dies Natalis yang ke 54. Pentas monolog itu dipadati oleh puluhan penonton yang sangat antusias menyaksikan penampilan teaterawan terkemuka di negara kita ini. Sebelum di Surabaya, monolog ini juga pernah dimainkan di beberapa kota di Indonesia, diantaranya Jakarta, Bandung, Bogor, Yogyakarta, Malang, Singaraja, Sumba, Timor, Padang, Makassar, Kalimantan Timur. Tak hanya di dalam negeri, pentas ini juga telah keliling dari beberapa negara, Brunei Darussalam, Malaysia, Afrika Selatan, Belanda, Karibia, Suriname.
PW (panggilan akrab Putu Wijaya) tak hanya bermain sendiri, tetapi ia juga mengajak para penonton berkomunikasi di sela-sela pementasannya. Bahkan ada suatu adegan yang tidak ada dalam naskah yakni PW berdiri membelakangi penonton dengan terus berdialog dan tiba-tiba ia memegang kain putih lalu BRUAAKKK...ternyata PW terjatuh dari panggung. Kejadian tersebut membuat penonton tertawa terbahak-bahak karena hal itu disangka salah satu adegan dalam naskah Merdeka. Dan PW bergegas bangun dengan ditolong salah satu panitia yang ada di belakang, lalu dengan cepat ia menanggapi reaksi penonton, antara marah dan tidak ia mengatakan, ”Loh kok pada ketawa? Itu tadi tidak termasuk dalam naskah, saya tadi jatuh beneran, tanyain mas yang nolong saya tadi,” tegasnya. Setelah itu pementasan berjalan lagi dan PW tetap asyik menyelesaikan monolognya hinngga tuntas dan sempat pula menerbangkan burung-burung merpati putih sebagai tanda kemerdekaan bagi burung tersebut.(Jengking)
harganya beda yang D’creeps > 6.000 Rp , lekeR 5.000 Rp-tp Lbih mengenyangkan
bahan utama sama, tapi isi beda : D’ creeps - ada yg isi daging sayur, ice cream, LeKeR - masih kurang variatip isinya pisang, gula , + krim cokelat, + yg paling baru dtambahin .
desain kemasan nya beda , D’creeps - segitiga mirip bungkus pizza 1potong dr kertas karton, terang bulan kertas minyak + koran + kresek, leker cuma tas plastik (kresek) hitam.
penjualnya juga beda , klo D’creeps - pake kostum lucu warna ungu kuning, klo pejual LekeR ato teRang BuLan pake baju warna warni alias baju bebas.
pertanyaannya, mana yang lebih dulu muncul -D’creeps /leKeR / terang BuLan ?
Dalam sebuah kehidupan ada kalanya kita di tuntut untuk melakukan suatu hal yang mungkin bisa di luar batas pemikiran orang lain atau bisa dikatakan tidak banyak orang yang akan tahu dengan maksud kita. sama halnya dalam pertunjukan seni teater, ada suatu pesan yang akan di sampaikan lewat berbagai bentuk dalam hal penyampaiannya, dengan penawaran yang dilakukan sang sutradara terkadang teater bisa menimbulkan banyak persepsi karena banyak ideologi yang terjaring di dalam sebuah pertunjukan teater.
Dalam proses sebuah pertunjukan teater bukan hanya menuntut sang aktor atau aktris serta pelaku yang ada di dalamnya untuk mengemaspertunjukan dengan rapi dan indah sesuai dengan keinginan sang sutradara, meski teater semata hanya sebuah akting yang di pertunjukkan dalam panggung tetapi harus tetap ada kaseriusan dalam hal penggarapannya, karena tolak ukur keberhasilan sebuah pertunjukan teater dimana suatu idegagasan, serta suatu pesan yang di inginkan sutradarabisa sepenuhnya sampai ke penonton, sangat menarik dan tentu berkaitan dengan motto yang sampai sekarang masih digunakan olehteater US.
Kenapa teater US? Ketika seseorang menapaki jalan masuk menuju kantin universitas surabaya(UBAYA), akan tampak sebuah bangunan berpetak dan memanjang disana kita bisa menemukan berbagai UKM (unit kerja mahasiswa) yang selalu ramai dalam berbagai aktifitasnya, lalu akan anda temukan UKM teater US yang tentunyabergerak dalam kesenian dan khususnya seni teater.
Berawal dari sebuah komunitas yang di pelopori oleh Anwar Subari dkk dan pada tahun itu juga US jadi sebuah UKM di universitas surabaya (UBAYA), tepatnya pada 14 april 1994. Dimana mengusung motto “teater bersungguh – sungguh bukan berpura – pura dan bermain bukan bermain – main, karena teater terdapat banyak kesungguhan di dalamnya dan bukan hanya semata sebuah permainan”, imbuh heidy salah satu anggota US.
Mengingat sebuah organisasi belum lengkap bilamana tidak mempunyai sebuah lambang akhirnya tercetus pemikiran sebuah lambang yaitu dua sosok wajah manusia dimana ada sosok laki – laki dan perempuan yang berdampingan dengan ekspresi bahagia dan sedih. dengan kegigihan yang di usung pendahulu US maka setelah berjalan selama dua tahun akhirnya US menggunakan format diklat dalam pencarian anggotanya.(ateng)
Tentu masih segar dalam ingatan kita pada tahun 1998, banyak terjadi kerusuhandi pelosok negeri ini. Tragedi semanggi, dimana para demonstran bentrok dengan aparat. Hal inilah yang memotivasi terbentuknya Teater Semanggi dari beberapa Mahasiswa pecinta seni teater di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOMP) Surabaya. Teater Semanggi merupakan wadah bagi mahasiswa STIKOMP untuk berkesenian dan berkarya.
Seklumit kalimat diatas, tentu membuat kita tahu akan alasan dipilihnya nama Semanggi, sebagai sebutan organisasi Teater ini. Ya, jawabannya memang karena pada waktu sedang terjadi tragedy semanggi. Lalu apa kesan menarik apa yang membuat nama Semanggi dinobatkan sebagai julukan komunitas teater di kampus ini?.
Kala itu, bertepatan dengan tragedy Semanggi mahasiswa jurusan system computer di STIKOMP sedang membentuk komunitas teater, maka diangkatlah nama Semanggi. Dalam prosesnya teater ini mengalami beberapa tingkatan apik. Pada tanggal 12 Mei 1998 Teater Semanggi masih terbentuk sebagai komunitas. Namun, tak berlangsung lama setelah itu, tepatnya tanggal 19 Mei 1998 Teater Semanggi menasbihkan dirinya sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Dari situ, terbentuklah lambang Teater Semanggi yang terdiri dari lambang STIKOMP berkolaborasi dengan daun semanggi. Setelah nama, filosofi, dan lambang sudah terbentuk, para anggota teater ini mulai serius memikirkan struktur kepengurusan teater Semanggi.
Keseriusan itu tak berhenti pada penyusunan kepengurusan, namun juga kesriusan dalam berseni teater. Dalam prosesnya, Teater Semanggi mewajibkan anggota-anggotanya untuk mengikuti latihan rutin yang dilakukan pada hari Sabtu pukul 11 siang.
Pemateri saat latihan rutin langsung diambil alih oleh senior-senior di teater Semanggi, namun terkadang mereka juga mendatangkan pemateri dari komunitas teater luar, seperti Teater Alib. Saat ini total anggota Teater Semanggi berjumlah 50 mahasiwa, namun anggota yang masih aktif 12- 13 mahasiswa. Layaknya komunitas teater kampus yang lain, syarat untuk menjadi anggota Teater Semanggi harus terdaftar sebagai mahasiswa STIKOMP dan mengikuti diklat teater.
Pada perjalanannya hingga kini, Teater Semanggi sukses menggelar beberapa pementasan, diantaranya Samar- Samar Gay, Panci Wajan Panci, Kereta Ilusi, Dunia Wanita, Kaca-Kaca, dll. Dan yang terakhir, Teater Semanggi mengadakan lomba Teater Pelajar Surabaya, yang diikuti oleh pelajar SMU se- Surabaya.
Pada tahun 2008 kemarin Teater Semanggi mengadakan pementasan untuk memperingati hari jadi Teater Semanggi yang ke-10. tentu saja, dalam usianya yang semakin dewasa itu membuat teater Semanggi semakin bersemangatmembuat karya seni yang lebih bernilai. (Wereng)
cawan waru telah terisi penuh..tak ada ruang kosong untuk meletakkan bibir..bahkan tak cukup mampu ditimang ke udara..goyangan ringan saja mampu merontokkan isinya..berat jika hanya dipikul dengan jari manis..meski hanya berisi udara romantis..
Daun yg hampir remuk...seratnya tersenyum,melempar asa untuk bertahan saat pancaroba tiba..senyumnya biasa,namun sukmanya seolah menarik kedua lenganku yg menjepit kepalaku yg diamuk palu...hehehe..:) hai daun remuk yg seratnya buatku tersenyum...aku ingin kita bicara tanpa takut pada waktu walau malam ingin menutup kelambu...tanpa siapa2...disana...ditempat yg membuat aku dan kau terbuai..bicara tak kenal lelah atas apa yg terbaca pada setiap apa yg buat kita hampir nyerah dan pasrah...mari kita bicara...terus bicara...hingga kau memanggilku; lelaki yg mampu keluar dari amukan palu....dan kau kembali menjadi daun muda...karena peraduan kharisma...:)
syarif wadja bae//200309//saat chat facebook ama Norma Anggara..:)
Ku tersedak, Tersangkut Tak lari, tak terdiam Sunda seruling, Lagu penghias sukmamu
Sri padi kuning lama terhening dalam bening Bening dalam ranting yang tersingsing Terilhami dari ruang kaca tahun saka Semoga terlebur dalam kebersamaan Damai di hati, di dunia dan Damai selalu
- BANGKAK -
bintang berserakan
Timur pagi ini tergaris hangat Raga malas membeku hasrat Usai lintas garis vertikal, Rajut getar berdetak liar Tak terbendung berlari bebas Dari berbagai arah terus melaju membentuk gugusan bintang timur Seakan embun ciptakan pelangi Walau gelap hampir terlewat tetapi dipaksa warnai langit Raga berada di atas sadar Bergerak bebas penuhi rasa
Namun ketukan pecahkan gugus bintang Puing yang terbangun berserakan Mau tak mau tetap berhenti Perlahan gugus bintang menghilang
Dan pagi menutup cerita kita hari ini.
190309 15:10 (jay)
Banyak orang mengatakan,
“ngeri kita sedang krisi”
Tapi mengapa uang diperjualbelikan di jalan?
Banyak orang mengatakan,
“bangsa kita sedang terpuruk”
Tapi mengapa keperawanan dilelang di trotoar?
Banyak orang mengatakan,
“tanah air kita sedang menagis”
Tapi mengapa benar dan salah di jual murah di perempatan?
Apa kau tak berminat menego salah satunya
Selagi sudah bebas dilegalkan