April 01, 2009

review "Benjamin Button"


Film yang sederhana namun mampu meninggalkan kesan. Sederhana sebab bercerita tentang pertumbuhan seorang anak Tuhan. Berkesan karena cerita ini berawal dari adegan seorang bayi yang terlahir tua. Kemudian? Tumbuh semakin muda. Begitu berbeda dengan yang lain. Benjamin, yang diperankan oleh aktor ganteng Brad Pitt adalah nama anak beruntung itu. Memang dia terlahir menyedihkan, bahkan dia terlahir keriput dengan keadaan tulang yang tak sempurna. Setelah diperiksa seorang dokter, dia bayi berumur 80 tahun, yang hidupnya diramalkan tak akan lama lagi. Ibunya meninggal sesaat setelah ia lahir. Ayahnya, Mr. Button seorang pengusaha kancing terkaya, di New Orleands, membuangnya karena menganggap dia adalah monster buruk rupa yang merampas seluruh kebahagiaannya. Benjamin dirawat oleh Queenie, seorang pembantu di sebuah panti jompo. Hingga dia bertemu dengan ayahnya, Benjamin masih selalu menganggap bahwa Queenie- lah ibunya, satu2nya orang yang perduli, sayang dan selalu membelanya diantara orang- orang yang menganggap dirinya "berbeda".

Seiring waktu berlalu, Benjamin semakin "berkembang" menjadi pria "dewasa" versi dia, dia pun ingin hidup mandiri, dan berpetualang. Pada usia 18 tahun dia ikut berlayar bersama Kapten Mike. Dalam perjalanan hidupnya, Benjamin mengantongi banyak pelajaran hidup. Salah satunya adalah setiap orang memiliki bakat dan kemampuan masing2 dan kita harus menyadari itu.


Film ini juga memuat view atau pemandangan yang begitu klasik, suasana pertunjukan balet di panggung Prancis hingga ketika matahari mulai mengintip bumi lewat lepas pantai.

Tak luput juga ada kutipan esensial yang menyayat. "Kita boleh berusaha dan bekerja sekeras mungkin, namun jika takdir tidak menghendaki, maka kita harus merelakannya."



REVIEW BY PETRUK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar